makalah MK.Pemasaran Agribisnis "Marketing Mix Harga"

On Rabu, 24 April 2013 0 komentar


Makalah
Pemasaran Agribisnis
“Marketing Mix khusus Harga”
Oleh
Kelompok 7
1.     Gusmei Febriany                    1110222028    (                      )
2.     Prata Refri Nanda                   1110222029    (                      )
3.     Adi Akmal                              1110222020    (                      )
4.     Asep Rivandi                          1110222039    (                      )
5.     Dian Sukma Reza                   1110222049    (                      )

Dosen : Rina Sari, SP, M.Si
Description: logoUnand





Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Andalas
Padang
2013



Pembahasan
“Marketing Mix khusus Harga”

                                     I.          Konsep dan Peranan Harga
                                   II.          Tujuan Penetapan Harga
                                 III.          Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penetapan Harga
                                IV.          Penyesuaian-penyesuaian khusus terhadap Harga
                                  V.          Strategi Penetapan Harga
1.     Strategi Penetapan harga produk baru
2.     Strategi penetapan harga produk yang sudah mapan
3.     Strategi flexibilitas harga
4.     Strategi penetapan harga lini produk
5.     Strategi leasing
6.     Strategi bundling-pricing
7.     Strategi kepemimpinan harga
8.     Strategi penetapan harga untuk membentuk pangsa pasar










       I.          Konsep dan Peranan Harga
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya ( produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Disamping itu, harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat flexibel, artinya dapat di ubah dengan cepat.
Harga bisa diungkapkan dengan berbagai istilah, misalnya iuran, tarif, sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji, honorium, SPP, dan sebagainya. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Pengertian ini, sejalan dengan konsep pertukaran (exchange) dalam pemasaran).
Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Hal ini terihat jelas pada persamaan berikut :
   Laba = Pendapatan Total – Biaya Total
(harga per-unit X kuantitas yang terjual) – biaya total
 
                                                                                                                                                                                               

Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu secara tidak langsung harga juga mempengaruhi biaya, karena kuantitas ynag terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi. Oleh karena itu, penetapan harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total, maka keputusan dan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan.
Sementara itu, dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang diraskan atas suatu barang atau jasa. Nilai atau value dapat didefinisikan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan terhadap harga atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
 


Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada tingkat tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula.
Harga memiliki dua (2) peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.
1.     Peranan alokasi dan harga
Yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.
Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2.     Peranan informasi dari harga
Yaitu fungsi harga dalam ‘mendidik’ konsumen mengenai faktor-faktor produk seperti kualitas.
Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obkektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

     II.          Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penetapan Harga
Secara umum, ada 2 faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga (Kotler dan Armstrong,1994), yaitu faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal.
>>Faktor Internal Perusahaan
1.     Tujuan Perusahaan
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-lain.
2.     Strategi Bauran Pemasaran
Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga perlu di koordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi dan promosi.
3.     Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada aspek struktur biaya (tetap dan variabel), sertav jenis-jenis biaya lainnya, seperti out-of-pocket cost, incremental cost, opportunity cost, controllable cost, dan replacement cost.
 Untuk menganalisis pengaruh biaya terhadap strategi penetapan harga, ada 3 macam hubungan yang harus dipertimbangkan, antara lain :
Pertama, rasio biaya tetap terhadap biaya variabel.
Bila proporsi biaya tetap tehadap biaya variabel lebih besar daripada proporsi biaya variabelnya, maka penambahan volume penjualan akan sangat membantu dalam meningkatkan penghasilan/laba. Situasi seperti ini dikenal dengan istilah volume sensitive.
Kedua, skala ekonomis yang tersedia bagi suatu perusahaan.
Bila skala ekonomis yang diperoleh dari operasi perusahaan cukup besar, maka perusahaan yang bersangkutan perlu merencanakan peningkatan pangsa pasar dan harus memperhitungkan harapan atas penurunan biaya dalam menentukan harga jangka panjangnya.
Ketiga, struktur biaya perusahaan dibandingkan pesaingnya.
Bila sebuah perusahaan memiliki struktur biaya yang lebih rendah daripada pesaingnya, maka ia akan memperoleh laba tambahan dengan mempertahankan harga pada tingkat kompetitif.
4.     Organisasi
Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus menetapkan harga. Pada perusahaan kecil, umumnya harga ditetapkan oleh manajemen puncak. Pada perusahaan besar, seringkali masalah penetapan harga ditangani oleh divisi atau manajer suatu lini produk.

>> Faktor Lingkungan Eksternal
1.     Sifat Pasar dan Permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli atau monopoli. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan.
2.     Persaingan
Menurut Porter (1985) , ada 5 kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan suatu industri, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok, pelanggan, dan ancaman pendatang baru. Informasi – informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karateristik persaingan yang dihadapi antara lain meliputi:
a.      Jumlah perusahaan dalam industri
Bila hanya 1 perusahaan dalam industri, maka secara teoritis perusahaan yang bersangkutan bebas menetapkan harganya seberapa pun. Akan tetap sebaliknya, bila industri terdiri atas banyak perusahaan, maka persaingan harga akan terjadi.
b.     Ukuran relatif setiap anggota dalam industri
Bila perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar, maka perusahaan yang bersangkutan dapat memegang inisiatif perubahan harga. Bila pangsa pasarnya kecil, maka hanya menjadi pengikut
c.      Differensiasi produk
Bila perusahaan berpeluang meakukan differensiasi dalam industrinya, maka perusahaan tersebut dapat mengendalikan aspek penetapan harganya, bahkan sekalipun perusahaan itu kecil dan banyak pesaing dalam industri.
d.     Kemudahan untuk memasuki industri yang bersangkutan
Bila suatu industri mudah untuk dimasuki, maka perusahaan yang ada sulit mempengaruhi atau mengendalikan harga. Sedangkan  bila ada hambatan masuk pasar (barrier to market entry), maka perusahaan-perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut dapat mengendalikan harga.
Hambatan masuk ke pasar dapat berupa:
a.      Persyaratan teknologi
b.     Investasi modal yang besar
c.      Ketidaktersediaan bahan baku pokok/utama
d.     Skala ekonomis yang sudah dicapai perusahaan-perusahaan yang sudah ada dan sulit diraih oleh para pendatang baru
e.      Kendali atas sumber daya alam oleh perusahaan-perusahaan yang sudah adamet
f.      Keahlian dalam pemasaran

3.     Unsur-unsur Lingkungan Eksternal Lainnya
Selain faktor-faktor di atas, perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi (inflasi, boom atau resesi, tingkat bunga), kebijakan dan peraturan pemerintah, dan aspek sosial (kepedulian terhadap lingkungan).

   III.          Metode Penetapan Harga
Secara garis besar metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi empat (4) kategori utama, yaitu :
1)     Metode penetapan harga berbasis permintaan
2)     Metode penetapan harga berbasis biaya
3)     Metode penetapan harga berbasis laba
4)     Metode penetapan harga berbasis persaingan

1)     Metode penetapan harga berbasis permintaan
Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferensi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, persaingan.
            Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, di antaranya yaitu : a) kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli)
            b) kemampuan pelanggan untuk membeli
c) posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni menyangkut apakah produk tersebut merupakan simbol status atau hanya produk yang digunakan sehari-hari
d) manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan
e) harga produk-produk distribusi
f) pasar potensial bagi produk tersebut
g) sifat persaingan non-harga
h) perilaku konsumen secara umum
i) segmen-segmen dalam pasar
Ada 7 metode penetapan harga yang termasuk dalam metode penetapan harga berbasis permintaan, yaitu :
1.     Skimming Pricing
Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk baru atau inovatif selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada saat persaingan mulai ketat.
Strategi ini baru bisa berjalan dengan baik, jika konsumen tidak sensitif terhadap harga, tetapi lebih menekankan pertimbangan-pertimbangan kualitas, inovasi, dan kemampuan produk tersebut dalam memuaskan kebutuhannya.

2.     Penetration Pricing
Dalam strategi ini perusahaan berusaha memperkenalkan suatu produk baru dengan harga rendah. Pada saat yang bersamaan strategi penetrasi juga dapat mengurangi minat dan kemampuan pesaing, karena harga yang rendah menyebabkan marjin yang diperoleh setiap perusahaan menjadi terbatas.

3.     Prestige Pricing
Dalam  strategi ini menetapkan tingkat harga yang tinggi sehingga konsumen yang sangat peduli dengan statusnya akan tertarik dengan produk, dan kemudian membelinya. Produk-produk yang sering dikaitkan dengan prestige pricing antara lain  permata, berlian, parfum,  porselin, limousin, jaket kulit, dan lain-lain.
4.     Price Lining
Price lining dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a)     Produsen menjual setiap item barang dengan harga yang sama kepada pengecer. Kemudian pengecer menambahkan persentase mark up yang berbeda untuk masing-masing item, sehingga tingkat harganya berbeda. Kriteria yang mendasari perbedaan tersebut adalah warna, model, dan permintaan yang dihadapi.
b)     Produsen merancang produk dengan tingkat harga yang berbeda-beda dan pengecer menambahkan persentase mark up yang relatif sama, sehingga harga jual yang ditawarkan kepada konsumen akhir akan bervariasi.
Biasanya variasi tingkat harga yang baik berkisar antara 3 hingga 4 macam variasi tingkat harga. Bila terlampau banyak, maka justru akan membingungkan konsumen.
5.     Odd-Even Pricing
Harga yang ditetapkan dengan metode odd-even pricing yakni harga yang besarnya mendekati jumlah genap tertentu. Pada praktiknya memang susah untuk satuan atau kuantitas yang kecil, strategi ini kurang mengenai sasaran. Tetapi, bila menyangkut satuan atau kuantitas besar ataupun dikaitkan dengan pembelian (belanjaan) berbagai macam produk lainnya, maka hasilnya akan lebih efektif.
6.     Demand-Backward Pricing
Proses ini berjalan ke belakang, berdasarkan suatu target harga tertentu, kemudian  perusahaan menyesuaikan kualitas komponen-komponen produknya. Dengan kata lain, produk didesain sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi target harga yang ditetapkan.
7.     Bundle Pricing
Strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam satu harga paket. Bundle pricing didasarkan pada pandangan bahwa konsumen ebih menghargai nilai suatu paket tertentu secara keseluruhan daripada nilai masing-masing item secara individual. Strategi ini memberikan manfaat besar bagi pembeli dan penjual. Pembeli dapat menghemat biaya total, sedangkan penjual dapat menekan biaya pemasarannya.

2)     Metode Penetapan Harga berbasis biaya
Dalam metode ini, faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead dan laba.
1.     Standard Mark up Pricing
Dalam standard mark up pricing, harga ditentukan dengan jalan menambahkan persentase tertentu dari biaya pada semua item dalam suatu kelas produk.
Metode ini banyak diterapkan di supermarket dari toko-toko eceran lainnya yang menawarkan banyak lini produk. Persentase mark up bervariasi besarnya pada jenis toko eceran (pakaian, grosery, atau furniture) dan jenis produk yang dijual.
2.     Cost Plus Percentage of Cost Pricing
Dalam Cost Plus Percentage of Cost Pricing, perusahaan menambahkan persentase tertentu terhadap biaya produksi atau konstruksi. Metode ini sering digunakan untuk menentukan harga satu item atau hanya beberapa item.
3.     Cost Plus Fixed Fee Pricing
Metode ini banyak diterapkan dalam produk-produk yang sifatnya sangat teknikal, seperti mobil, pesawat atau satelit. Dalam strategi ini, pemasok atau produsen akan mendapatkan ganti atas semua biaya yang dikeluarkan, seberapa pun besarnya, tetapi produsen tersebut hanya memperoleh fee tertentu sebagai laba yang besarnya tergantung pada final proyek tersebut yang disepakati bersama.
4.     Experience Curve Pricing
Metode ini dikembangkan atas dasar konsep efek belajar (learning effect) yang menyatakan bahwa unit cost barang dan jasa akan menurun antara 10 hingga 30 % untuk setiap peningkatan sebesar 2x lipat pada pengalaman perusahaan dalam memproduksi dan menjual barang atau jasa produk tersebut. Pengalaman perusahaan tersebut dinyatakan dalam volume produksi dan penjualan. Berdasarkan konsep ini biaya rata-rata per-unit dapat dinyatakan secara matematis.

3)     Metode Penetapan Harga Berbasis Laba
Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi.
1.     Target Profit Pricing
Target Profit Pricing umumnya berupa ketetapan atas besarnya target laba tahunan yang dinyatakan secara spesifik.

2.     Target Return On Sales Pricing
Dalam metode ini, perusahaan menetapkan tingkat harga tertentu yang dapat menghasilkan laba dalam persentase tertentu  terhadap volume penjualan. Biasanya metode ini banyak digunakan oleh jaringan-jaringan supermarket.
3.     Target Return On Investment Pricing
Dalam metode ini perusahaan menetapkan besarnya suatu targer ROI tahunan, yaitu rasio antara laba dengan investasi total yang ditanamkan perusahaan pada fasilitas produksi dan aset yang mendukung produk tertentu. Kemudian, harga ditentukan agar dapat mencapai ROI tersebut.

4)     Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan
Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan terdiri dari 4 macam, yaitu :
a.      Customary Pricing
Metode ini digunakan untuk produk-produk yang harganya ditentukan oleh faktor-faktor seperti tradisi, saluran distribusi yang terstandarisasi, atau faktor persaingan lainnya. Penetapan harga yang dilakukan berpegang teguh pada tingkat harga tradisional. Perusahaan berusaha untuk tidak mengubah harga di luar batas-batas yang diterima. Untuk itu, perusahaan menyesuaikan ukuran dan isi produk guna mempertahankan harga.
b.     Above, At, or Below Market
Above –market pricing dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang lebih tinggi daripada harga pasar. Metode ini hanya sesuai digunakan oleh perusahaan yang sudah memiliki reputasi atau perusahaan yang menghasilkan barang-barang prestise. Ini dikarenakan konsumen kurang memperhatikan aspek harga dalam pembeliannya, tetapi mereka lebih mengutamakan kualitas atau faktor prestise yang terkandung dalam produk yang dibeli. Contoh perusahaan yang menerapkan metode ini adalah perusahaan jam tangan Rolex dan perusahaan busana rancangan Christian Dior.

Dalam at-market  pricing, harga ditetapkan sebesar harga pasar, yang seringkali dikaitkan dengan harga pesaing. Metode ini juga sering disebut going rate atau imitative pricing. Strategi yang banyak digunakan dalam kondisi:
·       Biaya sulit di ukur dan dirasakan bahwa harga yang berlaku ditetapkan berdasar pendapat sebagian besar perusahaan di dalam industri
·       Penyesuaian dengan harga yang berlaku umum dipandang sebagai cara yang tidak akan merusak keseimbangan dalam industri
·       Sulit mengetahui reaksi pembeli dan pesaing terhadap perbedaan antara harga jual perusahaan dan harga rata-rata dalam industri (harga pasar)
Sementara itu, below-market pricing yang harganya ditetapkan di bawah harga pasar, banyak diterapkan oleh produsen produk-produk generik (misalnya: obat-obatan) dan pengecer yang menjual produk dengan private brand(contoh produknya antara lain gula, makanan kecil, minuman ringan, dsb)
c.      Loss Leader Pricing
Penetapan harga penglaris (loss leader pricing) merupakan alat untuk mempromosikan pengecer (retailer) dan bukan produknya, sehingga kebanyakan produsen tidak suka bila produknya dijadikan penglarisnya. Ini disebabkan beberapa resiko yang mungkin timbul, antara lain :
Pertama, produsen tersebut bisa diprotes toko (pengecer) dan para pelanggan yang berbelanja di tempat lain dengan harga normal.
Kedua, produsen bakalan menghadapi ‘perang harga’ bila para pesaing industrinya bereaksi dengan menurunkan harga.
Ketiga, produk yang dijadikan penglaris bisa turun citra/prestisenya.
d.     Sealed Bid Pricing
Metode ini menggunakan sistem penawaran harga dan biasanya melibatkan agen pembelian (buying agency). Jadi, bila ada perusahaan atau lembaga yang ingin membeli suatu produk, maka yang bersangkutan menggunakan jasa agen pembelian untuk menyampaikan spesifikasi produk yang dibutuhkan kepada para calon produsen.

  IV.          Penyesuaian-penyesuaian Khusus Terhadap Harga
Penyesuaian khusus terhadap harga menurut daftar (list price) terdiri atas diskon, allowance dan penyesuaian geografis (geographical adjustment)
1.     Diskon
Diskon merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan bagi penjual.
Dala strategi pemasaran, dikenal 4 bentuk diskon, yaitu;
a.      Diskon Kuantitas
Merupakan: potongan harga yang diberikan guna mendorong konsumen agar membeli dalam jumah yang lebih banyak, sehingga meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan.
Diskon kuantitas, terdiri dari dua jenis, yakni :
·       Diskon kuantitas kumulatif ( selama periode waktu tertentu)
·       Diskon kuantitas non Kumulatif (pembelian secara individual)
b.     Diskon Musiman
Yaitu potongan harga yang diberikan hanya pada masa-masa tertentu saja.
Diskon musiman digunakan untuk mendorong konsumen agar membeli barang-barang yang sebenarnya baru akan dibutuhkan beberapa waktu berikutnya.
>> Bagi konsumen sendiri, diskon musiman memberikan beberapa manfaat, diantaranya:
ü  Harga produknya lebih murah
ü  Bisa berbelanja lebih leuasa dan terhindar dari antrian yang panjang
ü  Biasanya pada hari-hari menjelang ‘’hari H” ada kemungkinan terjadi lonjakan harga akibat besarnya permintaan.

c.      Diskon Cash ( discount cash)
Yakni potongan harga yang diberikan apabila pembeli membayar tunai barang-barang yang dibelinya atau membayarnya dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian transaksi (termin penjualan/sales term).
d.     Trade (Functional) Dicount
Trade discount diberikan oleh produsen kepada para penyaur (wholesaler dan retailer) yang terlibat dalam pendistribusian barang dan pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu, seperti penjualan, penyimpanan, dan record keeping.

2.     Allowance
Merupakan pengurangan dari harga menurut daftar (list price) kepada pembeli karena adanya aktivitas-aktivitas tertentu yang dilakukan pembeli.
Ada 3 bentuk allowance yang biasa digunakan,yaitu:
a.      Trade-in Allowance : potongan harga yang diberikan daam sistem tukar tambah
b.     Promotional allowance : berupa pembayaran tunai yang lebih kecil atau jumlah ‘produk gratis’ yang lebih banyak.
c.      Product Allowance : potongan harga yang diberikan kepada para pembeli yang bersedia membeli barang dalam kondisi tidak normal.

3.     Penyesuaian Geografi (Geographical Adjustment)
Penyesuaian Geografi merupakan penyesuaian terhadap harga yang dilakukan oleh produsen atau juga wholesaler sehubungan dengan biaya transportasi produk dari penjual kepada pembeli.
Ada 2 metode yang biasa digunakan untuk melakukan penyesuaian geografis, yaitu:
a.      FOB origin pricing
FOB (Free On Board) berati penjual menanggung semua biaya sampai pemuatan produk ke kendaraan pengangkut yang digunakan (misalnya kapal, truk, kereta api, dll)
b.     Uniform Delivered Pricing
Dalam metode ini, harga yang ditetapkan penjual mencakup semua biaya transportasi. Penjual menentukan cara pengangkutan, membayar biaya pengangkutan, dan bertanggung jawab atas segala kerusakan yang mungkin terjadi.
Ada 4 jenis metode uniform delivered pricing, yaitu:       
·       Single-Zone Pricing ; semua pembeli membayar delivered price yang sama dimanapun mereka berada.
·       Multiple-Zone Pricing ; perusahaan membagi daerah penjualannya menjadi beberapa daerah geografis.
·       FOB with Freight Allowed Pricing ; dimana, pembeli berhak mengurangkan biaya pengangkutan dari harga produk
·       Basing-Point Pricing ; perusahaan memilih satu atau beberapa lokasi geografis (basing point) yang akan dijadikan dasar dalam menetapkan harga produk ditambah biaya pengangkutan yang akan dibebankan kepada pembeli.

    V.          Strategi Penetapan Harga
Secara garis besar, strategi penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi 8 kelompok, yaitu:
1.     Strategi Penetapan harga produk baru
2.     Strategi penetapan harga produk yang sudah mapan
3.     Strategi flexibilitas harga
4.     Strategi penetapan harga lini produk
5.     Strategi leasing
6.     Strategi bundling-pricing
7.     Strategi kepemimpinan harga
8.     Strategi penetapan harga untuk membentuk pangsa pasar

1.     Strategi Penetapan Harga Produk Baru
Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi petumbuhan pasar. Selain itu untuk mencegah timbulnya persaingan yang sengit.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga produk baru, Tjiptono (2001 : 172);
a. Skimming Pricing, merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru, dengan dilengkapi aktifitas promosi yang gencar, tujuannya adalah :
1. Melayani pelangggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga, selagi persaingannya belum ada.
2. Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset melalui margin yang besar.
3. Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan lebih mudah menurunkan harga dari pada menaikan harga awal.

b. Penetration Pricing, merupakan strategi dengan menetapkan harga rendah pada awal produksi, dengan tujuan dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing. Dengan harga rendah perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya skala ekonomi dan menurunnya biaya per-unit. Strategi ini mempunyai perspektif jangka panjang, dimana laba jangka pendek dikorbankan demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Ada empat bentuk harga yang menggunakan strategi ”Penetration Pricing”, antara lain;
1. Harga yang dikendalikan (restrained price), yaitu harga yang ditetapkan dengan tujuan mempertahankan tingkat harga tertentu selama periode inflasi.
2. Elimination price, yaitu merupakan penetapan harga pada tingkat tertentu yang dapat menyebabkan pesaing - pesaing tertentu (terutama yang kecil) keluar dari persaingan.
3. Promotion price adalah harga yang ditetapkan rendah dengan kualitas sama, dengan tujuan untuk mempromosikan produk tertentu.
4. Keep-out price, merupakan penetapan harga tertentu sehingga dapat mencegah para pesaing memasuki pasar.

2.     Penetapan Harga Produk yang Sudah Mapan
Menurut Tjiptono (2001 : 174) ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan harus selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk-produknya yang sudah ada dipasar, diantaranya adalah ;
 1. Adanya perubahan dalam lingkungan pasar, misalnya pesaing besar menurunkan harga.
2. Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadinya perubahan selera konsumen.
Dalam melakukan peninjauan kembali penetapan harga yang telah dilakukan, perusahaan mempunyai tiga alternatif strategi, yaitu:
1. Mempertahankan Harga, strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan posisi dalam pasar dan untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat.

2. Menurunkan Harga, Strategi ini sulit untuk dilaksanakan karena perusahaan harus memiliki kemampuan finansial yang besar, sementara konsekuensi yang harus ditanggung, perusahaan menerima margin laba dengan tingkat yang kecil. Ada tiga alasan atau penyebab perusahaan harus menurunkan harga produk yang sudah mapan.
a. Strategi Defensif, dimana perusahaan memotong harga guna menghadapi persaingan yang makin ketat.
b. Strategi Ofensif, di mana perusahaan mempunyai tujuan untuk memenangkan persaingan dengan produk kompetiter.
c. Respon terhadap kebutuhan pelanggan yang disebabkan oleh perusahaan lingkungan. Misalnya inflasi yang berkelanjutan Dan adanya kenaikan harga yang makin melonjak yang menyebabkan konsumen makin selektif dalam berbelanja dan dalam penentuan harga.

3. Menaikan Harga, suatu perusahaan melakukan kebijakan menaikan harga dengan tujuan untuk mempertahankan profitabilitas dalam periode inflasi dan untuk melakukan segmentasi pasar tertentu. Agar strategi ini dapat memberikan hasil yang memuaskan, ada dua persyaratan yang harus dilakukan oleh perusahaan, antara lain :
a. Elastisitas harga relatif rendah, namun elastisitas tetap tinggi bila berkaitan dengan kualitas dan distribusi.
b. Dorongan (reinforcement) dari unsur bauran pemasaran lainnya tetap menunjang.

3.     Strategi Flexibilitas Harga
Strategi fleksibilitas harga terdiri dari 2 macam strategi, yaitu :
a.      Strategi satu harga (harga tunggal)
b.     Strategi penetapan harga flexibel
a.      Stategi satu harga (harga tunggal)
Dalam strategi ini, perusahaan memberikan harga yang sama kepada setiap pelanggan yang membeli produk dengan kualitas dan kuantitas yang sama pada kondisi yang sama pula (termasuk syarat penjualannya sama).
Ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi untuk melaksanakan strategi ini, di antaranya:
1.     Perlu adanya analisis secara terperinci mengenai posisi perusahaan dan struktur biaya bila dibandingkan dengan industri secara keseluruhan.
2.     Dibutuhkan informasi yang berkaitan dengan variabilitas harga pada penawaran harga yang sama setiap orang
3.     Perlu pemahaman  atas skala ekonomis yang tersedia bagi perusahaan
4.     Dibutuhkan informasi tentang harga kompetitif, yaitu harga yang sanggup dibayar oleh pelanggan.
Hasil yang diharapkan dari implementasi strategi satu harga, meliputi 4 aspek pokok yaitu :
1.     Biaya penjualan dan biaya administrasi yang semakin menurun
2.     Marjin laba yang konstan
3.     Image pelanggan yang baik terhadap perusahaan
4.     Pertumbuhan pasar yang stabil
b.     Strategi Penetapan Harga Fleksibel
Merupakan: strategi pembebanan harga yang berbeda kepada pelanggan yang berbeda untuk produk yang kualitanya sama.
>>Tujuan strategi ini adalah untuk memaksimalkan laba jangka panjang dan memberikan keluwesan dengan jalan memungkinkan setiap penyesuaian, baik ke bawah maupun ke atas terhadap harga.
>>Penetapan harga fleksibel banyak diterapkan dalam kalangan sauran distribusi, penjualan langsung produk-produk industrial, dan pada penjualan eceran produk-produk yang mahal, serta dalam pemasaran homogeneous shopping products (McCharty dan Perreault, 1995)
Strategi ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
ü  Seorang pelanggan yang mengetahui bahwa ada orang lain yang menikmati harga lebih murah untuk mendapatkan bauran pemasaran yang sama merasa tidak puas.
ü  Apabila konsumen mengetahui bahwa tawar-menawar dapat menguntungkan mereka, maka mereka akan meluangkan waktu lebih banyak untuk menawar harga barang.
Persyaratan yang perlu diperhatikan dalam strategi penetapan harga flexibel antara lain:
1.     Perusahaan memiliki segala informasi yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan strategi penetapan harga fleksibel.
Biasanya, strategi ini diimpementasikan dengan salah satu dari 4 cara berikut :
a.      Berdasarkan pasar (segmen pasar maupun lokasi geografis)
b.     Berdasarkan produk
c.      Berdasarkan timing
d.     Berdasarkan teknologi
2.     Perlu dilakukan analisis customer-value terhadap produk
3.     Penekanan lebih besar pada margin laba daripada volume penjualan
4.     Pemantauan terhadap reaksi persaingan terhadap perubahan harga di masa lampau

4.     Strategi Penetapan Lini Produk
Strategi ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga suatu lini produk berdasarkan hubungan dan dampak setiap produk terhadap lininya, apakah kompetitif atau komplementer. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan laba dari keseluruhan lini produk.
Persyaratan yang perlu dipertimbangkan:
a.      Untuk produk yang ada dalam lini, strategi akan disusun berdasarkan kontribusi produk terhadap pangsa rata-rata dari biaya overhead dan biaya langsung.
b.     Untuk produk baru, analisis pasar/produk akan menentukan apakah produk tersebut akan menguntungkan
Hasil yang diharapkan, meliputi:
a.      Skedul penetapan harga seimbang dan konsisten di antara berbagai lini produk
b.     Laba jangka panjang yang semakin besar
c.      Kinerja lini secara keseluruhan yang lebih baik

5.     Strategi Leasing
Leasing merupakan suatu kontrak persetujuan antara pemilik aktiva (lessor) dan pihak kedua yang memanfaatkan aktiva tersebut (lessee) untuk jangka waktu tertentu dengan tingkat return tertentu.
Ada 2 jenis leasing yang sering dijumpai, yaitu:
a.      Operating lease : leasing yang jangka waktunya dapat dibatalkan dan biasanya jangka waktu tersebut lebih singkat daripada umur ekonomis aktiva yang di leasingkan.
b.     Financial lease : leasing dalam jangka waktu panjang dan tidak dapat dibatalkan.
Financial lease terdiri dari 3 bentuk, yaitu:
1.     Sale and Leaseback ; perusahaan menjual aktivanya kepada pihak lain, kemudian pihak pembeli tersebut menyewakan kembali aktiva tsb kepada perusahaan.
2.     Direct Leasing ; lessee menggunakan aktiva yang memang tidak dimiiki sebelumnya.
3.     Leveraged Leasing ; bentuk leasing untuk pembiayaan aktiva yang memerlukan pengeluaran investasi yang besar.

Tujuan dari strategi leasing ini adalah :
1.     Untuk meningkatkan pertumbuhan pasar dengan menarik pelanggan yang tidak mampu membeli sekaligus
2.     Untuk merealisasikan laba jangka panjang yang lebih besar
3.     Untuk meningkatkan aliran kas
4.     Agar dapat memperoleh aliran laba yang stabil
5.     Untuk menghindari resiko kerugian akibat keusangan teknologi

>>Persyaratan-persyaratan yang perlu dipertimbangkan:
1.     Perusahaan memiliki sumber keuangan yang dibutuhkan untuk melanjutkan produksi
2.     Perusahaan melakukan perhitungan yang memadai atas tingkat lease dan periode minimum leasing
3.     Cukup banyak tersedia pelanggan yang terhambat oleh persyaratan modal besar yang diperlukan untuk membeli aktiva secara sekaligus
4.     Lessor memiliki kemampuan untuk menyamai perkembangan produk
>>Melalui implementasi strategi ini diharapkan akan diperoleh hasil, berupa:
1.     Peningkatan pangsa pasar
2.     Penghasilan yang konsisten selama bertahun-tahun
3.     Aliran kas yang lebih besar
4.     Peningkatan penjualan

  VI.          Strategi Bunding-Pricing
Strategi ini memasukkan margin ekstra dalam harga untuk menutupi bermacam-macam fungsi dari jasa pendukung yang dibutuhkan untuk menjual dan mempertahankan produk selama masa manfaatnya.
Ada beberapa tujuan dari strategi bundling-pricing, yaitu:
1.     Dalam perjanjian leasing, untuk mendapatkan jaminan bahwa aktiva akan dipelihara dan dijaga dalam keadaan yang baik
2.     Untuk menghasilkan pendapatan ekstra guna menutup biaya yang diantisipasi
3.     Untuk menghasilkan pendapatan
4.     Untuk membentuk dana kontingensi
5.     Untuk membangun dan membina hubungan dengan pelanggan
6.     Untuk menghambat persaingan dengan pelayanan dan dukungan purns jual gratis
Ada beberapa hasil yang diharapkan dari strategi ini, antara lain:
1.     Aktiva dijaga dalam kondisi sedemikian rupa sehingga dapat dijua kembali atau dileasing kembali
2.      Aliran kas positif
3.     Memperoleh informasi mengenai perubahan kebutuhan pelanggan
4.     Peningkatan penjuaan berdasarkan  konsep penjualan total package

VII.          Strategi Kepemimpinan Harga
Strategi ini digunakan oleh pemimpin pasar(market leader) dalam suatu industri untuk melakukan perubahan harga yang diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain dalam industri tersebut.
Tujuannya adalah untuk melakukan pengendalian terhadap keputusan penetapan harga dalam industri yang mendukung strategi pemasaran perusahaan pemimpin, misalnya meningkatkan marjin laba, dan sebagainya.
Situasi yang mendukung terlaksananya strategi ini antara lain:
1.     Situasi oligopolistik
2.     Industri dimana semua perusahaan dipengaruhi oleh variabel harga yang sama
3.     Pemahaman yang sempurna mengenai keadaan industri
Melalui strategi kepemimpinan harga diharapkan akan tercapainya beberapa hasi berikut:
1.     Mencegah perang harga yang dapat merugikan semuua pihak yang terlibat
2.     Perubahan penetapan harga yang stabil’
3.     Pangsa pasar yang stabil

VIII.          Strategi Penetapan Harga untuk membentuk Pangsa Pasar
Stategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga serendah mungkin untuk produk baru. Tujuannya adalah untuk meraih pangsa pasar yang besar, sehingga perusahaaan mampu memiliki keunggulan biaya dan pasarnya tidak dapat dikuasai oleh peasing.
Menurut Jain(1990) pangsa pasar yang semakin besar atau pengalamn yang semakin banyak mengarah pada biaya yang semakin rendah.
Persyaratan yang perlu dipenuhi dalam strategi ini, adalah:
1.     Sumberdaya yang cukup untuk bertahan pada kerugian operasi awal yang akan ditutupi kemudian melalui skala ekonomis
2.     Pasar yang sensitif terhadap harga
3.     Pasar luas
4.     Elastisitas permintaan tinggi
Hasil yang diharapkan dari strategi ini, meliputi:
1.     Kerugian dalam tahap awal bermanfaat untuk membentuk pangsa pasar
2.     Terbentuknya barrier to entry pada industri yang bersangkutan
3.     Cost leadership dalam indusrti


















DAFTAR PUSTAKA























            

0 komentar:

Posting Komentar